*๐ฅ๐ด Agar Amalan Kita Diterima di Sisi Allah*
_Ust. Abdullah Zaen, Lc., MA._
Dalam suatu ayat, Allah subhanahu wa taโala bercerita tentang keadaan hari kiamat:
ูููู ุฃูุชูุงูู ุญูุฏููุซู ุงููุบูุงุดูููุฉู {1} ููุฌูููููููููู
ูุฆูุฐู ุฎูุงุดูุนูุฉู {2} ุนูุงู
ูููุฉู ูููุงุตูุจูุฉู {3} ุชูุตูููู ููุงุฑูุงุญูุงู
ูููุฉู {4} ุชูุณูููู ู
ููู ุนูููููุกูุงููููุฉู {5} ููููุณู ููููู
ู ุทูุนูุงู
ู ุฅููุงูู ู
ูู ุถูุฑููุนู {6} ูุงูููุณูู
ููู ูููุงูููุบูููู ู
ูู ุฌููุนู
โSudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.โ (QS. Al Ghasyiyah: 1-7)
Ayat-ayat tersebut di atas merupakan cerita tentang kondisi sebagian penghuni neraka di hari akhirat nanti. Ternyata bukan semua penghuni neraka adalah orang-orang di dunianya kerjaannya cuma gemar berbuat maksiat, kecanduan narkoba, suka main perempuan dan lain sebagainya. Akan tetapi ternyata ada juga di antara penghuni neraka yang di dunianya rajin beramal, bahkan sampai dia kelelahan saking berat amalannya. Ini tentunya menimbulkan kekhawatiran yang amat besar dalam diri masing-masing kita, jangan-jangan kita termasuk yang sudah beramal banyak tapi nantinya termasuk ke dalam golongan yang disebut oleh Allah subhanahu wa taโala di dalam awal surat Al Ghasyiyah tersebut di atas.
Jadi, untuk menghilangkan rasa cemas itu, kita perlu mengetahui mengapa orang-orang yang disebutkan dalam ayat di atas sudah beramal tapi malah ganjarannya neraka? Bagaimanakah model amalan mereka?
Dengan mengkaji penjelasan para ulama terhadap ayat ini (Lihat: Majmuโ Al-Fatawa li Syaikhil Islam XVI:217, dan Shaid al-Khatir karya Ibn al-Jauzi I:373) kita bisa mengetahui bahwa ternyata rahasia kesialan mereka adalah karena mereka beramal tapi tidak memenuhi syarat-syarat diterimanya amalan.
Merujuk kepada dalil-dalil dari Al Quran dan Al Hadits kita bisa menemukan bahwa syarat pokok diterimanya amalan seorang hamba ada dua:
Ikhlas karena Allah subhanahu wa taโala.
Mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam.
Dua syarat ini disebutkan dengan jelas dalam akhir surat al-Kahfi:
(ููู
ููู ููุงูู ููุฑูุฌููุง ููููุงุกู ุฑูุจูููู ููููููุนูู
ููู ุนูู
ููุงู ุตูุงููุญุงู ูููุง ููุดูุฑููู ุจูุนูุจูุงุฏูุฉู ุฑูุจูููู ุฃูุญูุฏุงู)
โBarang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seoran gpun dalam beribadat kepada Rabb-nya.โ (QS. Al Kahfi: 110)
Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya
โขโโโโโขโฟโโฟโขโโโโโข

